DALAM RANGKA MEMPERINGATI COPD DAY 2017 / HARI PPOK SEDUNIA
Tanggal 15 November 2017
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyakit yang dapat dicegah dan diobati yang telah menjadi masalah utama pada kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Jumlah penderita PPOK di seluruh dunia mengalami peningkatan dari sekitar 227 juta kasus pada tahun 1990 menjadi 384 juta kasus pada tahun 2010 dengan prevalensi 11,7%, di mana prevalensi tertinggi terjadi di Amerika dan Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri diperkirakan terdapat 4,8 juta jiwa penderita PPOK dengan prevalensi lebih tinggi pada pria, dan akan semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia.
Pada tahun 2002, PPOK merupakan penyebab kematian ke-5, diperkirakan akan meningkat menjadi ke-3 pada tahun 2030 dengan total peningkatan kematian 30% dalam 10 tahun. Meningkatnya kejadian PPOK dihubungkan dengan meningkatnya usia harapan hidup dan semakin tingginya pajanan faktor risiko, seperti faktor pejamu yang diduga berhubungan dengan kejadian PPOK, semakin banyaknya jumlah perokok khususnya pada kelompok usia muda, serta pencemaran udara di dalam ruangan, di luar ruangan, dan di tempat kerja.
15 November 2017
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)
Tanggal 15 November 2017

Pada tahun 2002, PPOK merupakan penyebab kematian ke-5, diperkirakan akan meningkat menjadi ke-3 pada tahun 2030 dengan total peningkatan kematian 30% dalam 10 tahun. Meningkatnya kejadian PPOK dihubungkan dengan meningkatnya usia harapan hidup dan semakin tingginya pajanan faktor risiko, seperti faktor pejamu yang diduga berhubungan dengan kejadian PPOK, semakin banyaknya jumlah perokok khususnya pada kelompok usia muda, serta pencemaran udara di dalam ruangan, di luar ruangan, dan di tempat kerja.
Sejak tahun 1980 hingga saat ini, sebagian besar negara di Asia Tenggara tidak mengalami penurunan prevalensi merokok. Bahkan Indonesia menjadi negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India dengan jumlah perokok mencapai 50 juta penduduk per harinya. Prevalensi perokok di Indonesia meningkat dari 34,2% pada tahun 2007 menjadi 36,3% pada tahun 2013 dengan peningkatan prevalensi perokok perempuan dari 5,2% menjadi 6,7%. Jumlah kematian akibat rokok terus meningkat dari 41,75% pada tahun 1995 menjadi 59,7% di 2007. Selain itu, dalam survei ekonomi nasional 2006 disebutkan penduduk miskin menghabiskan 12,6% penghasilannya untuk konsumsi rokok. Pada penelitian di RSSA tahun 2014, didapatkan karakteristik pasien PPOK 96,7% adalah mantan perokok, sedangkan 3,3% masih aktif merokok.
Hari PPOK Sedunia adalah acara tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 2002 atas Prakarsa Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) yang diperingati pada setiap hari Rabu pada minggu kedua atau ketiga pada bulan November setiap tahunnya. Acara ini merupakan upaya global untuk memperluas pemahaman tentang penyakit PPOK dan menyediakan pelayanan yang lebih baik bagi pasien PPOK di seluruh dunia. Tema Hari PPOK sedunia tahun 2017 ini adalah “The Many Faces of COPD”.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mempunyai visi dan misi sebagai organisasi profesi yang akan terus memperjuangkan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan pernapasan dengan berbagai sosialisasi yang terus dilakukan untuk memperkenalkan PPOK kepada masyarakat. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia akan selalu berperan aktif dalam hal tindakan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif untuk PPOK.
Maka bertepatan dengan Hari PPOK sedunia tahun 2017 ini PDPI berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit PPOK dengan berbagai kegiatan sosialisasi penyakit PPOK. Dalam upaya preventif terhadap penyakit PPOK maka bentuk pencegahan yang dapat dilakukan adalah berhenti merokok. Pelayanan multidisiplin mulai dari penyuluhan, pemberian farmakoterapi, hingga kolaborasi dengan bagian rehabilitasi medik dan kesehatan jiwa merupakan bentuk keseriusan dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat memerlukan bantuan dalam mewujudkan niatnya untuk berhenti merokok. Metode skrining berupa pemeriksaan spirometri juga dilakukan agar dapat menjaring pasien PPOK sejak dini. Bagi pasien yang terdiagnosis PPOK, pelayanan kesehatan secara menyeluruh juga terus diberikan dalam rangka memperbaiki status kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup pasien PPOK. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia juga turut mengusulkan dan mendorong ketersediaan obat-obatan PPOK dalam bentuk inhaler yang terjangkau oleh masyarakat luas dalam program BPJS. Sehingga diharapkan segala upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif untuk PPOK dapat terlaksana dan tercapai.
15 November 2017
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar