PERS RELEASE
PERHIMPUNAN DOKTER PARU
INDONESIA DALAM RANGKA
HARI PARU SEDUNIA (WORLD LUNG DAY) 2018
Penyakit paru dan pernapasan menjadi salah satu
masalah kesehatan global di dunia. Lima (5) penyakit paru utama merupakan
penyebab terbanyak kesakitan dan kematian di seluruh dunia. Penyakit tersebut
adalah penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), asma, infeksi saluran pernapasan
bawah akut, tuberkulosis (TB) dan kanker paru. Sasaran kesehatan masyarakat
secara global harus memberikan prioritas kesehatan paru. Hal ini karena
besarnya masalah kesehatan paru dan pernapasan tersebut.
Lebih dari 65 juta penduduk dunia menderita PPOK dan
sebanyak 3 juta meninggal tiap tahunnya dan hal ini menempatkan PPOK sebagai
penyebab kematian ke-3 di seluruh dunia. Kasus PPOK akan terus meningkat dari
tahun ke tahun hal ini terkait faktor risiko utama yaitu merokok. Fokus
pencegahan utama PPOK adalah mencegah individu untuk merokok dan mendorong
perokok untuk berhenti merokok. Pada tahun 2012, prevalens PPOK di Asia Pasifik
sebesar 6,2% dan sekitar 19,1 % merupakan pasien PPOK derajat berat dengan
angka prevalens berkisar 4,5% di Indonesia. Penelitian kohort yang dilaksanakan
oleh Litbangkes Kemenkes RI bekerjasama dengan Departemen Pulmonologi dan Kedokteran
Respirasi FKUI – RS Persahabatan pada tahun 2010 di daerah Bogor, Jawa Barat
didapatkan angka prevalens PPOK sebanyak 5,5%.
Asma yang merupakan penyakit kronik tersering pada
anak-anak, yangmempengaruhi 14% anak-anak dan prevalensinya akan terus
meningkat. Diperkirakan ada sebanyak 344 juta penderita asma di dunia saat ini.
World Health Organization (WHO) menunjukkan prevalensi asma 3-5 % terjadi pada orang
dewasa, dan 7-10% pada anak-anak. WHO juga memperkirakan 100-150 juta penduduk
dunia menderita asma dan diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat sebesar
180.000 orang tiap tahunnya. Asma merupakan sepuluh besar penyakit kesakitan
dan kematian di Indonesia, hal ini tergambar dari data studi survei kesehatan
rumah tangga (SKRT) di berbagai propinsi di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan
Dasar 2013 menyatakan bahwa prevalensi asma mencapai 4,5 persen per mil.
Prevalensi asma tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah (7,8%), diikuti Nusa
Tenggara Timur (7,3%), Yogyakarta (6,9%) dan Sulawesi Selatan (6,7%).
Tuberkulosis (TB) merupakan angka penyakit infeksi
terbanyak, dengan 10juta kasus dan 1,8 juta kematian tiap tahunnya di seluruh
dunia. Berdasarkan data WHO tahun 2017, insidens kasus TB di Indonesia adalah
1.020.000 kasus, rerata 391 per 100.000 penduduk. Mortalitas TB adalah sebesar
110.000 atau sekitar 42 per 100.000 penduduk. Jumlah kasus TB ternotifikasi
adalah 360.565 dengan angka sukses pengobatan adalah 85%. Sebagian besar kasus
TB dapat disembuhkan apabila didiagnosis lebih awal dan diobati secara tepat.
Pneumonia yang akan menjadi penyebab kematian
tertinggi pada decade 16% atau sekitar 920.136 balita pada tahun 2015 sedangkan
prevalensi pneumonia dewasa di Indonesia sebesar 4,5%.Pneumonia merupakan salah
satu dari 10 besar penyakit rawat inap di RS yaitu sebesar 53,95% pada
laki-laki dan 46,05% pada perempuan.
Kanker paru yang merupakan kanker mematikan terbanyak
di dunia, dengan jumlah kasus yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Sekitar
1,7 juta orang meninggal setiap tahunnya karena kanker paru. Kanker paru tidak
hanya merupakan jenis kanker dengan kasus baru tertinggi dan penyebab utama kematian
akibat kanker pada penduduk laki-laki, namun kanker paru juga
memiliki persentase kasus baru cukup tinggi pada
penduduk perempuan, yaitu sebesar 14,6% dan kematian akibat kanker paru sebesar
11,2%. Lebih mengkuatirkan lagi lebih dari 50% kasus kanker paru tersebut
berada di Asia dan data di RS Persahabatan memperlihatkan pasien kanker paru
yang berobat di RS Rujukan Respirasi Nasional tersebut selama tahun 2017
sebanyak 691 pasien yang sebagian besar adalah perokok atau bekas perokok.
Di sisi lain paru merupakan pintu terdepan pada
pajanan lingkungan; 2 milyar penduduk terpajan asap polusi dalam ruangan, 1,6
milyar menghirup udara luar ruangan yang terpolusi dan 1 milyar terpajan asap
rokok lingkungan. Diperkirakan ada 7 juta penduduk mengalami kematian dini
(premature death) terkait dengan polusi udara baik polusi udara dalam ruangan
maupun luar ruangan. Sebanyak 34% karena penyakit jantung iskemik, 25% karena pneumonia,
20% karena stroke, 19% karena PPOK dan 7% karena kanker paru. Data di Indonesia
menunjukkan tingkat polusi udara di kota-kota besar dalam angka yang
memprihatinkan. Pengukuran PM2.5 di Jakarta Pusat (2017) Ratarata / tahun: 28.4
μg/m3 dan 87% pengukuran menunjukkan konsentrasi di atas ambang batas WHO (10 μg/m3).
Dan sebagian besar polutan udara di kota besar bersumber dari asap kendaraan
bermotor (70%).
Rokok merupakan penyumbang terbesar kesakitan dan
kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) di seluruh dunia. Tren terbaru
menyatakan bahwa rokok akan menyebabkan 8,4 juta kematian tiap tahun pada
dekade yang akan datang (tahun 2020) atau meningkat 180% dari tahun 1999. Data
Kementerian Kesehatan RI menunjukkan peningkatan prevalensi perokok dari 27%
pada tahun 1995, meningkat menjadi 36,3% pada tahun 2013. Artinya, jika 20
tahun yang lalu dari setiap 3 orang Indonesia 1 orang di antaranya adalah
perokok, maka dewasa ini dari setiap 3 orang Indonesia 2 orang di antaranya
adalah perokok.
Secara nasional prevalens perokok tahun 2010 sebesar
34,7%. Prevalens perokok tertinggi di Propinsi Kalimantan Tengah (43,2%) dan
terendah di Sulawesi Tenggara sebesar (28,3%). Sedangkan prevalens perokok
tinggi pada kelompok umur 25-64 tahun dengan rentangan 37-38,2%, sedangkan
penduduk kelompok umur 15-24 tahun yang merokok tiap hari sudah mencapai 18,6%.
Prevalens perokok 16 kali lebih tinggi pada laki-laki (65,9%) dibandingkan perempuan
(4,2%).9 Perokok yang berisiko menderita PPOK berkisar 15-20%. Hubungan
antara merokok dengan PPOK merupakan hubungan dosis dengan respons, semakin banyak jumlah batang rokok yang dihisap dan
semakin lama kebiasaan merokok dilakukan maka akan semakin tinggi risiko untuk
menderita PPOK.
Forum International Respiratory Societies (FIRS) telah
menetapkan Hari Paru Sedunia (World Lung Day) diperingati setiap tanggal 25
September. Pada tahun ini Hari paru sedunia mengambil tema “ Kesehatan Paru dan
Pernapasan”. Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia sebagai salah satu organisasi profesi yang concern di bidang kesehatan paru dan pernapasan mendukung
kegiatan ini. PDPI tercatat sebagai salah satu organisasi profesi yang
tercantum sebagai “ World Lung
Day Supported” bersama dengan
berbagai organisasi profesi kesehatan lainnya di seluruh dunia. Untuk kesehatan
paru yang lebih baik di seluruh dunia, FIRS merekomendasikan untuk berhenti
merokok, mengontrol polusi udara dan meningkatkan upaya program pencegahan
infeksi paru seperti imunisasi/vaksinasi.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia dalam rangka hari
paru sedunia (World Lung Day) 2018 berupaya untuk meningkatkan kewaspadaan, memperbaiki
upaya pencegahan dan kontrol penyakit, serta mengobati sampai sembuh penyakit
tersebut. Promosi kesehatan paru dan pernapasan harus menjadi salah satu
prioritas utama dari semua pihak yang berkecimpung dibidang keseha tan termasuk
pembuat kebijakan dalam sektor kesehatan masyarakat. Beberapa kegiatan PDPI di
berbagai cabang dilakukan selama bulan September 2018 dalam rangka memperingati
World
Lung Day seperti
memberikanpenyuluhan kesehatan kepada masyarakat umum, kepada pasien di
puskesmas-puskesmas dan Rumah sakit, talkshow imiah kesehatan paru di media
televisi, pada acara car
free day di beberapa kota,
pers
conference, kegiatan
seminar ilmiah maupun Webinar. Selain itu kegiatan pemeriksaan
kesehatan paru dan pemeriksaan fungsi paru (spirometri) juga dilakukan di
beberapa PDPI cabang di Indonesia. Kegiatan PDPI tersebut sesuai dengan visi
dan misinya, melalui berbagai cabangnya saat ini yang berjumlah 26 cabang di
seluruh Indonesia berupaya untuk meningkatkan promosi dan preventif masalah
kesehatan paru dan pernapasan dalam mendukung kesehatan paru masyarakat
Indonesia yang setinggi-tingginya.
Jakarta, 21 September 2018
Pengurus Pusat
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
DR. Dr. Agus Dwi
Susanto, Sp.P(K), FISR,FAPSR
Ketua Umum
![]() |
World Lung Day Supported |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar