Senin, 24 September 2018

World Lung Day


PERS RELEASE
PERHIMPUNAN DOKTER PARU INDONESIA DALAM RANGKA

HARI PARU SEDUNIA (WORLD LUNG DAY) 2018

Penyakit paru dan pernapasan menjadi salah satu masalah kesehatan global di dunia. Lima (5) penyakit paru utama merupakan penyebab terbanyak kesakitan dan kematian di seluruh dunia. Penyakit tersebut adalah penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), asma, infeksi saluran pernapasan bawah akut, tuberkulosis (TB) dan kanker paru. Sasaran kesehatan masyarakat secara global harus memberikan prioritas kesehatan paru. Hal ini karena besarnya masalah kesehatan paru dan pernapasan tersebut.


Lebih dari 65 juta penduduk dunia menderita PPOK dan sebanyak 3 juta meninggal tiap tahunnya dan hal ini menempatkan PPOK sebagai penyebab kematian ke-3 di seluruh dunia. Kasus PPOK akan terus meningkat dari tahun ke tahun hal ini terkait faktor risiko utama yaitu merokok. Fokus pencegahan utama PPOK adalah mencegah individu untuk merokok dan mendorong perokok untuk berhenti merokok. Pada tahun 2012, prevalens PPOK di Asia Pasifik sebesar 6,2% dan sekitar 19,1 % merupakan pasien PPOK derajat berat dengan angka prevalens berkisar 4,5% di Indonesia. Penelitian kohort yang dilaksanakan oleh Litbangkes Kemenkes RI bekerjasama dengan Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI – RS Persahabatan pada tahun 2010 di daerah Bogor, Jawa Barat didapatkan angka prevalens PPOK sebanyak 5,5%.

Asma yang merupakan penyakit kronik tersering pada anak-anak, yangmempengaruhi 14% anak-anak dan prevalensinya akan terus meningkat. Diperkirakan ada sebanyak 344 juta penderita asma di dunia saat ini. World Health Organization (WHO) menunjukkan prevalensi asma 3-5 % terjadi pada orang dewasa, dan 7-10% pada anak-anak. WHO juga memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia menderita asma dan diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat sebesar 180.000 orang tiap tahunnya. Asma merupakan sepuluh besar penyakit kesakitan dan kematian di Indonesia, hal ini tergambar dari data studi survei kesehatan rumah tangga (SKRT) di berbagai propinsi di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 menyatakan bahwa prevalensi asma mencapai 4,5 persen per mil. Prevalensi asma tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah (7,8%), diikuti Nusa Tenggara Timur (7,3%), Yogyakarta (6,9%) dan Sulawesi Selatan (6,7%).

Tuberkulosis (TB) merupakan angka penyakit infeksi terbanyak, dengan 10juta kasus dan 1,8 juta kematian tiap tahunnya di seluruh dunia. Berdasarkan data WHO tahun 2017, insidens kasus TB di Indonesia adalah 1.020.000 kasus, rerata 391 per 100.000 penduduk. Mortalitas TB adalah sebesar 110.000 atau sekitar 42 per 100.000 penduduk. Jumlah kasus TB ternotifikasi adalah 360.565 dengan angka sukses pengobatan adalah 85%. Sebagian besar kasus TB dapat disembuhkan apabila didiagnosis lebih awal dan diobati secara tepat.

Pneumonia yang akan menjadi penyebab kematian tertinggi pada decade 16% atau sekitar 920.136 balita pada tahun 2015 sedangkan prevalensi pneumonia dewasa di Indonesia sebesar 4,5%.Pneumonia merupakan salah satu dari 10 besar penyakit rawat inap di RS yaitu sebesar 53,95% pada laki-laki dan 46,05% pada perempuan.

Kanker paru yang merupakan kanker mematikan terbanyak di dunia, dengan jumlah kasus yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Sekitar 1,7 juta orang meninggal setiap tahunnya karena kanker paru. Kanker paru tidak hanya merupakan jenis kanker dengan kasus baru tertinggi dan penyebab utama kematian akibat kanker pada penduduk laki-laki, namun kanker paru juga
memiliki persentase kasus baru cukup tinggi pada penduduk perempuan, yaitu sebesar 14,6% dan kematian akibat kanker paru sebesar 11,2%. Lebih mengkuatirkan lagi lebih dari 50% kasus kanker paru tersebut berada di Asia dan data di RS Persahabatan memperlihatkan pasien kanker paru yang berobat di RS Rujukan Respirasi Nasional tersebut selama tahun 2017 sebanyak 691 pasien yang sebagian besar adalah perokok atau bekas perokok.

Di sisi lain paru merupakan pintu terdepan pada pajanan lingkungan; 2 milyar penduduk terpajan asap polusi dalam ruangan, 1,6 milyar menghirup udara luar ruangan yang terpolusi dan 1 milyar terpajan asap rokok lingkungan. Diperkirakan ada 7 juta penduduk mengalami kematian dini (premature death) terkait dengan polusi udara baik polusi udara dalam ruangan maupun luar ruangan. Sebanyak 34% karena penyakit jantung iskemik, 25% karena pneumonia, 20% karena stroke, 19% karena PPOK dan 7% karena kanker paru. Data di Indonesia menunjukkan tingkat polusi udara di kota-kota besar dalam angka yang memprihatinkan. Pengukuran PM2.5 di Jakarta Pusat (2017) Ratarata / tahun: 28.4 μg/m3 dan 87% pengukuran menunjukkan konsentrasi di atas ambang batas WHO (10 μg/m3). Dan sebagian besar polutan udara di kota besar bersumber dari asap kendaraan bermotor (70%).

Rokok merupakan penyumbang terbesar kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) di seluruh dunia. Tren terbaru menyatakan bahwa rokok akan menyebabkan 8,4 juta kematian tiap tahun pada dekade yang akan datang (tahun 2020) atau meningkat 180% dari tahun 1999. Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan peningkatan prevalensi perokok dari 27% pada tahun 1995, meningkat menjadi 36,3% pada tahun 2013. Artinya, jika 20 tahun yang lalu dari setiap 3 orang Indonesia 1 orang di antaranya adalah perokok, maka dewasa ini dari setiap 3 orang Indonesia 2 orang di antaranya adalah perokok.

Secara nasional prevalens perokok tahun 2010 sebesar 34,7%. Prevalens perokok tertinggi di Propinsi Kalimantan Tengah (43,2%) dan terendah di Sulawesi Tenggara sebesar (28,3%). Sedangkan prevalens perokok tinggi pada kelompok umur 25-64 tahun dengan rentangan 37-38,2%, sedangkan penduduk kelompok umur 15-24 tahun yang merokok tiap hari sudah mencapai 18,6%. Prevalens perokok 16 kali lebih tinggi pada laki-laki (65,9%) dibandingkan perempuan (4,2%).9 Perokok yang berisiko menderita PPOK berkisar 15-20%. Hubungan antara merokok dengan PPOK merupakan hubungan dosis dengan respons, semakin banyak jumlah batang rokok yang dihisap dan semakin lama kebiasaan merokok dilakukan maka akan semakin tinggi risiko untuk menderita PPOK.

Forum International Respiratory Societies (FIRS) telah menetapkan Hari Paru Sedunia (World Lung Day) diperingati setiap tanggal 25 September. Pada tahun ini Hari paru sedunia mengambil tema “ Kesehatan Paru dan Pernapasan”. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia sebagai salah satu organisasi profesi yang concern di bidang kesehatan paru dan pernapasan mendukung kegiatan ini. PDPI tercatat sebagai salah satu organisasi profesi yang tercantum sebagai “ World Lung Day Supported” bersama dengan berbagai organisasi profesi kesehatan lainnya di seluruh dunia. Untuk kesehatan paru yang lebih baik di seluruh dunia, FIRS merekomendasikan untuk berhenti merokok, mengontrol polusi udara dan meningkatkan upaya program pencegahan infeksi paru seperti imunisasi/vaksinasi.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia dalam rangka hari paru sedunia (World Lung Day) 2018 berupaya untuk meningkatkan kewaspadaan, memperbaiki upaya pencegahan dan kontrol penyakit, serta mengobati sampai sembuh penyakit tersebut. Promosi kesehatan paru dan pernapasan harus menjadi salah satu prioritas utama dari semua pihak yang berkecimpung dibidang keseha tan termasuk pembuat kebijakan dalam sektor kesehatan masyarakat. Beberapa kegiatan PDPI di berbagai cabang dilakukan selama bulan September 2018 dalam rangka memperingati World Lung Day seperti memberikanpenyuluhan kesehatan kepada masyarakat umum, kepada pasien di puskesmas-puskesmas dan Rumah sakit, talkshow imiah kesehatan paru di media televisi, pada acara car free day di beberapa kota, pers conference, kegiatan seminar ilmiah maupun Webinar. Selain itu kegiatan pemeriksaan kesehatan paru dan pemeriksaan fungsi paru (spirometri) juga dilakukan di beberapa PDPI cabang di Indonesia. Kegiatan PDPI tersebut sesuai dengan visi dan misinya, melalui berbagai cabangnya saat ini yang berjumlah 26 cabang di seluruh Indonesia berupaya untuk meningkatkan promosi dan preventif masalah kesehatan paru dan pernapasan dalam mendukung kesehatan paru masyarakat Indonesia yang setinggi-tingginya.

Jakarta, 21 September 2018

Pengurus Pusat
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

DR. Dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FISR,FAPSR
Ketua Umum


World Lung Day Supported

Tidak ada komentar:

Posting Komentar